KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Kamis, 14 Mei 2015

MAHASISWA SEKARANG

Memahami Peran Mahasiswa sebagai Agent Of Change Social Control dan Penerus Estafet Kepemimpinan Bangsa




         
     Peran mahasiswa sesungguhnya sangat vital dalam setiap aspek yang terdapat di dalam negeri ini. Mahasiswa sebagai Agent Of Change seharusnya dapat menjadi pelopor dalam mengawali suatu perubahan ke arah yang lebih baik dengan menggunakan pemikiran yang inovatif dan kreatif. Bukan bergerak secara independen, bukan diboncengi oleh partai-partai politik, melakukan tindakan anarkis dan apatis lainnya. Kita sebagai mahasiswa harus peka dan tetap menunjukkan bahwa kita adalah orang-orang yang bermoral, berfikir kedepan, dan tetap menjaga nama baik almamater kita. Hal ini sering terjadi, disaat negara kita sedang dalam keadaan terpuruk oleh berbagai kasus seperti korupsi, ketidak adilan dll, kita sebagai mahasiswa seharusnya berpikir bagaimana mengembalikan keadaan ini menjadi lebih baik sehingga kita dapat bersaing di dunia internasional. Sedangkan, mahasiswa sebagai Social Control berperan sebagai elemen yang mengawal segala macam jenis kebijakan pemerintah yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Mahasiswa juga dapat menjadi sosok penting dalam mendorong dan memaksa pemerintah dalam mewujudkan sistem pemerintahan yang baik. Selain itu mahasiswa juga ditakdirkan sebagai penerus estafet kepemimpinan bangsa ini. Diharapkan mahasiswa kedepannya dapat memberikan kontribusi baik berupa pemikiran dan tindakan untuk membangun negeri ini.

      Dalam 20 tahun terakhir, peran mahasiswa dalam pembangunan negeri ini menjadi sangat vital. Hal ini dimulai ketika runtuhnya rezim Soeharto. Ketika itu mahasiswa se-Indonesia bergabung menuntut turunnya Soeharto sebagai presiden RI yang telah menjabat selama 32 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peran mahasiswa dalam mengontrol perkembangan bangsa ini tidak bisa dianggap sepele. Bahkan setelah itu muncul opini yang mengatakan bahwa “Presiden takut dengan mahasiswa” .

      Pada era reformasi ini mahasiswa cenderung melupakan peran nya sebagai agen perubahan. Sering kita melihat mahasiswa justru menjadi ‘penyebab’ kerusakan moral pada saat ini. Narkoba, seks bebas, judi, PSK dll, sudah kerap dikait-kait kan dengan mahasiswa. Hal ini disebabkan oleh arus perkembangan tekonologi yang sangat canggih, sehingga saat ini mahasiswa mulai terlena dan melupakan tugasnya sebagai pemegang estafet kepemimpinan bangsa. Hal ini merupakan tamparan keras bagi bangsa ini karena calon penerus bangsa justru berprilaku menyimpang. Jika hal ini dibiarkan terus-menerus, maka dapat dipastikan mahasiswa semakin jauh dari nilai-nilai pancasila yang sudah menjadi ideologi bangsa ini sejak dulu.

      Berbeda dengan para pemuda ketika dulu, semangat perjuangan untuk meraih kemerdekaan tidak pernah padam, apapun yang terjadi mereka rela mengorbankan jiwa, harta, keluarga demi tercapainya cita-cita negara yaitu kemerdekaan. Semangat inilah yang harus dicontoh oleh mahasiswa sekarang, memang bukan melalui peperangan melainkan semangat yang tidak kenal lelah, tidak mudah menyerah dan selalu mengawal setiap kebijakan yang pemerintah canangkan demi kepentingan rakyat.

      Mahasiswa juga diharapkan menjadi garda terdepan dalam mengawal setiap kebijakan pemerintah yang manyulitkan rakyat kecil. Sebagai contoh kenaikan BBM, dapat kita lihat bersama di berita baik koran maupun teve, mahasiswa gencar melakukan demonstrasi massal menuntut pemerintah untuk membatalkan kebijakan tersebut. Mahasiswa menilai hal ini akan berdampak buruk bagi setiap sektor kehidupan. Semua barang tentu akan naik juga seiring dengan naiknya harga BBM. Tentu hal ini akan menyulitkan rakyat yang memiliki ekonomi menengah kebawah. Akan tetapi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa bukan merupakan aksi damai yang seharusnya mereka lakukan. Tindakan anarkis, baik merusak fasilitas jalan, kantor dan bahkan melakukan kekerasan dilakukan oleh mahasiswa ketika melakukan demonstrasi. Tentu ini akan berdampak pada citra mahasiswa itu sendiri, bukannya memikirkan rakyat malah menghancurkan harapan rakyat.

      Seperti lagu “Totalitas Perjuangan”, di salah satu liriknya yaitu “Demi mempersembahkan jiwa dan raga, Untuk negeri tercinta” kita bisa melihat tekad mahasiswa Indonesia untuk memberikan segala yang mereka punya hanya untuk kejayaan negeri tercinta. Semangat pantang menyerah inilah yang harus dimiliki oleh seluruh mahasiswa/i se-Indonesia.

      Kesimpulannya, sudah saatnya bangsa ini dipimpin oleh golongan muda yang memiliki jiwa kreatif, inovatif, serta memiliki gagasan-gagasan hebat untuk negeri ini. Kepada para mahasiswa-lah kita dapat menggantungkan harapan kita untuk masa depan bangsa Indonesia kearah yang lebih baik. Perlu diperhatikan, bahwa mahasiswa merupakan aset bangsa yang tak ternilai harganya, mahasiswa akan meneruskan kepemimpinan bangsa oleh para pendahulu yang sudah habis masanya. Karena pada hakikatnya bangsa yang besar adalah bangsa yang bisa menghargai generasi mudanya yaitu, Mahasiswa. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar