KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Senin, 20 Juni 2016

TOBA PULP LESTARI, SATU KATA...TUTUP!!!!




SATU KATA! TUTUP!!!
Oleh : Bernata Asmail Manalu
Cerita apa kamu datang ke tanahku?
Mengapa jejak-jejakmu bagai jejak lahar Gunung Toba?
Hijau kami jadi gersang,
Sejuk kami jadi pengap,
Bening kami jadi keruh sangat.
Sekarang semua tak indah lagi.
Bahkan kami takut menyentubuhinya..
KAU TAHU ???
 20 tahun lalu kami masih banyak yang jadi Manusia,Berkatnya,
Tao, Haminjon juga Hutan hijaunya.
Pak RI 1, tak ada kah kuasamu untuk mengusirnya?
Lihatlah kami...
tak lama lagi, hati kami akan gersang juga,.
maka kau tahu apa “itu” artinya.. .
TPL, buka telingamu….

tao Toba, tao Nauli.
Luat Parmonangan Nauli

KATA BIJAK-BERNATA MANALU




IJINKAN AKU KEMBALI


Karena Tuhan tak pernah bosan Mengampuni...
Manusia bodoh ini berleha-leha
sampai suatu saat kakinya menginjak jurang api yang megah dan sangat memuaskan bagi perangai diumurnya itu.
Semoga kita semua tahu, Kunci pintu Neraka tidak ada duplikat sama Tuhan.
Maka, jangan pernah kesana.......

Senin, 02 Mei 2016

MARGA MANALU




Bernata Asmail Manalu







GMKI FT UNIMED-PANDANGLAH PADA YESUS

“Pandanglah Pada Yesus” Pelajaran Dalam Pengabaran Injil

Nats: Matius 13:18-23
Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur itu. Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan. Benih yang ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan segera menerimanya dengan gembira. Tetapi ia tidak berakar dan tahan sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu, orang itupun segera murtad. Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah. Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat”

Dalam Nats diatas kita temukan sesuatu yang langka dalam ke empat Injil. Yesus menerangkan tiap bagian perumpamaan-Nya tentang penabur yang terdapat pada ayat. Pelajaran ini sangat penting bagi para murid juga bagi kita, karena terlalu mudah untuk berkecil hati di dalam jangkauan keluar pekabaran Injil dan menyerah, dengan berpikir bahwa masalah sudah pasti karena sesuatu yang kita lakukan salah. Bukan, kata Yesus. Salahnya di dalam jiwa.

Beberapa orang adalah para pendengar jalan setapak atau orang-orang yang tidak akan bertumbuh. Perladangan di Israel terdiri atas lonjoran-lonjoran tanah yang panjang dan sempit, yang dibagi-bagi oleh jalur-jalur setapak. Siapa saja yang pernah memiliki kebun sayuran tahu bahwa jalur-jalur setapak itu akan segera menjadi tanah yang keras bahkan gulma sulit tumbuh. Begitu juga, hati dan pikiran beberapa pendengar sudah menjadi keras. Ada cangkang yang tidak bisa ditembus terdiri atas pertahanan emosional dan intelektual yang menolak masuknya pesan Injil. Setan sangat bersedia untuk mencabut dan membuangnya sebelum pekabaran berakar.

Yang lain adalah orang-orang yang bertumbuh dangkal, ditunjukkan oleh lapisan tanah tipis yang dasarnya batu-batuan. Para pendengar seperti itu memang punya tanah yang baik, sedikit pengharapan. Kelihatannya seperti tanaman yang berhasil pada mulanya, tetapi tidak memiliki kemungkinan yang cukup untuk akar bertumbuh. Orang-orang demikian, kata Yesus, adalah orang-orang tanah tipis atau dangkal. Mereka memiliki potensi, tetapi mereka tidak mengizinkan Firman Allah masuk ke dalam emosi dan intelek mereka terlalu dalam. Hal seperti itu tidak bisa menjadi kekuatan yang mengendalikan kehidupan mereka. Akibatnya, apabila datang masalah maka mereka begitu saja sirna seperti tanaman yang akarnya tidak tertancap baik dan kena terik matahari sepenuhnya.

Dan yang lainnya lagi adalah para pendengar yang pertumbuhnnya kerdil. Setiap tukang kebun tahu bahwa gulma bertumbuh lebih cepat daripada sayuran. Dan jika dikendalikan, maka gulma itu akan menghimpit tanaman yang baik. Orang-orang demikian pada mulanya menyambut pekabaran Injil, lalu mereka dihimpit hal-hal duniawi. Yesus mencatat bahwa keberpihakan pada hal-hal duniawilah yang mendesak keluar lalu membunuh pengalaman rohani mereka.

Setelah jenis-jenis pendengar di atas, barulah Yesus tiba kepada orang-orang yang tumbuh sepenuhnya dan berubah untuk kerajaan. Mereka kemungkinan tidak akan sekonsisten atau sebanyak yang diinginkan sang penabur, tetapi mereka semua bertumbuh. Kegagalan dalam pekabaran Injil jangan menjadi penyebab kita untuk berkecil hati. Selama masih ada penaburan, tentu saja akan masa penuaian.
“Karena itu, marilah Tetaplah menabur walau bagaimanapun tingkat keberhasilannya”

Salam Persaudaraan
Tinggi Iman, Ilmu dan Pengabdian
Ut Omnes Unum Sint, Shalom...

(PK GMKI FT UNIMED M.B 2015-2016/Bidang Orkom)