KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Senin, 11 Mei 2015

PILKADA BUKAN PERANG MARGA



Masa pendaftaran calon kepala daerah Humbang Hasundutan semakin di ambang mata. Beberapa tim sukses semakin benderang memperkenalkan calon masing-masing. Lobi-lobi partai politik tingkat daerah, hingga pusat pun semakin terasa. Bahkan, beberapa calon sudah memperkenalkan diri jauh jauh hari, pun belum pasti lolos di proses pendaftaran karena kenderaan politiknya. Beberapa calon yang memilih jalur independen pun sudah sedemikian gencarnya melakukan pendekatan kepada masyarakat.
Tidak ketinggalan, pembahasan calon kepala daerah ini sudah sampai ke setiap kegiatan masyarakat.  Sebut conntoh dengan mendatangi ketiatan keagamaan dan mengahadiri hajatan pesta. Bahkan beberapa bakal calon sudah membentuk organisasi tim pemenangan atau tim sukses.
Ada kebiasaan yang masih mengakar dalam masyarakat kita, yaitu sifat promordialis. Selalu mengedepankan marga, kelompok dan daerah tertentu. Kebiasaan ini pun kita lihat di  hamper setiap pemilihan kepada daerah di Tanah Tapanuli.
Persentasi keberhasilan memenangkan pertarungan menduduki kursi bupati dihitung dari persentasi marga si calon bupati plus marga calon wakil bupati. Contoh saja di pemilu kepala darah Humbang Hasundutan. Banyak yang masyarakat melakukan perhitungan persentase kemenangan antar marga yang dominan di daerah ini. Seharusnya, dijaman yang sudah sedemikian maju ini, masyarakat sudah mampu berpikir lebih jauh kedepan demi masa depan generasi mendatang.
Kita bukan mau memilih bupati marga. Kita tidak dalam rangka memilih bupati golongan tertentu saja. Tetapi kita memilih bupati Humbang Hasundutan yang terdiri dari banyak marga. Pemilu Humbang Hasundutan bukan pertarungan antara Klan Marbun, Klan Sirajaoloan, Klan Sihombing, Klan Simamora, Klan Parna dan lainya. Berhentilah beropini kalau Humbang Hasundutan harus dipimpin marga tertentu.
Boleh mengajukan rekan semarga, kalau dia benar-benar mampu, tapi jangan hanya karena satu marga saja. Dan jangan merasa kalah, atau rendah diri kalau marga kita kalah dalam pertarungan. Sekali lagi, ini bukan perang antar marga. Saatnya kita memilih pemimpin berdasarkan kemampuan, dedikasi, ilmupengetahuan, semangat, visi, kemampuan managerial dan lain-lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar