Sudah hampir 17 tahun kita berada
didalam lingkaran reformasi yang telah tergulirkan oleh kekuatan
demokrasi dengan segala tumpah darah pengorbanan para
pejuang-pejuangnya. Tapi setelah rangkaian waktu itu, tiada satupun
perubahan signifikan yang dapat dirasakan bagi mereka yang tersisihkan
oleh sistem kapitalisme busuk ini.
Negara yang seharusnya merupakan
lembaga pengayoman bagi warga negaranya, malah justru memposisikan
kekuatannya pada garis-garis penindasan yang tersistematis. Penguasa
politik negeri ini tidak lagi menjadi bijak dengan segala
kebijakan-kebijakannya. Kepentingan pragmatis para penguasa negeri ini
telah membutakan apa yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka
yaitu, mensejahterakan rakyat miskin.
Presiden dan para penghuni gedung parlemen lupa atau sengaja tidak mau
tau kalau rakyat miskin yang mereka pimpin sedang tersengal-sengal
nafasnya menahan arus kuat penindasan ekonomi kapitalisme.
Dan para borjuasi itu..? Mereka
tidak layak menyebut dirinya sebagai manusia beradab karena tiada
satupun ekspektasi mulia dari kumpulan-kumpulan pembodoh itu untuk
kebaikan nasib rakyat miskin. Para borjuasi itu tidak lain merupakan
lendir-lendir kekuasaan yang selalu mengotori setiap derap langkah
gerakan demokrasi untuk perubahan sosial
Haruslah di ingat bahwa sejarah
pasti akan ber ulang karena keniscayaan bahwa tidak pernah ada satupun
kekuatan yang absolut untuk dipertahankan dengan kekuatan militer
apapun.
Rakyat adalah kapten dari kapal yang bernamakan negara ! Dan pendulum politik akan selalu berputar untuk menentukan.siapa yang sebenarnya berkuasa atas setiap laju waktu perubahan.
Rakyat adalah kapten dari kapal yang bernamakan negara ! Dan pendulum politik akan selalu berputar untuk menentukan.siapa yang sebenarnya berkuasa atas setiap laju waktu perubahan.
Hidup Rakyat Miskin Indonesia !!
Merdekalah jiwa-jiwa yang bebas !!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar