KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Kamis, 14 Mei 2015

CINTA

Ujian untuk dia yang gelisah

Barangkali, ini bicaraku untuk yang terakhir kali, karena selanjutnya aku hanya dapat berkata kepadamu: “mari berdiri tegak di sepanjang kesabaran masing-masing.” Ini telah kuputuskan dari rumusan panjang selama aku mengenalmu. Dan selama aku sakit akibat tidak ada penguasaan diri. Maafkan aku.
Keputusan ini adalah wujud dari peneguhan terhadap diriku, bukan sebab campur tangan orang lain. Hari ini aku telah berjanji pada diriku sendiri. Bahwa aku akan berusaha melupakan segalanya, menahan keinginan untuk berbicara apalagi mencumbumu. Bukan aku bermaksud menjauh atau sekedar lari dari tanggung jawab. Tapi karena aku merasa belum dapat bijak pada diri sendiri. Entah untuk berapa lama waktu yang harus kita tempuh, tanpa tegur sapa tanpa kirim kabar. Setahun, dua tahun, tiga tahun, atau bahkan untuk selamanya. Aku tidak tahu aku tidak berharap apapun lagi darimu, mungkin kamu juga begitu, sehingga kamu meninggalkan diriku.
Keputusan ini adalah ujian bagi kita. Apakah kita mampu bertahan dalam keyakinan mencinta. Ataukah karena ini “perpisahan” engkau lari dari kediaman yang bisu. Mencari pemenuhan yang lain. Ternyata benar, belum juga sebulan kita “berpisah”, kamu telah bersama laki-laki lain. Jika engkau begitu, alangkah sederhananya hati yang dulu pernah berkata cinta padaku.
Percaya atau tidak, ini harus kau dengar dan kau renungkan, bahwa aku menjauh karena aku belum bisa mencintaimu, dan karena aku ingin belajar mencintaimu dengan sebenarnya. Selama ini barangkali telah kukatakan bahwa aku sulit mencintai seseorang. Aku tidak semudah itu mencintai seorang wanita. Karena hanya wanita yang telah terujilah yang patut menjadi pendamping. Janji semati dan ucapan cinta belum dapat dijadikan bukti kesetiaan. Jika selama ini aku berhubungan dengan seseorang barangkali hanya karena keisengan dan pemuasan nafsu sesaat. Aku belum bisa mencintai mereka dengan sebenarnya. Aku baru mencintai seseorang jika ia dapat menerima aku dengan apa adanya, dan ia mampu bertahan dengan diriku dengan waktu yang cukup lama, tidak hanya sebulan, dua bulan, atau bahkan setahun. Tapi sampai hilangnya ruh cintaku. Barangkali juga itulah hal yang terjelek yang kumiliki. Tapi aku berkeyakinan: bagaimana mungkin mengetahui yang sejati jika tak pernah merasakan yang tidak sejati.
Mengapa orang sering menuntut kata cinta daripada ruh cinta, itulah yang selama ini sering kutemui? Mengapa mereka tidak berusaha membuktikan tanpa minta kata cinta. Apalah artinya kata cinta, hanya sementara. Karena itulah jangan salahkan mereka yang mencintai hanya karena dasar kasihan. Atau sebatas di bibir. Karena dari awal engkau yang memintanya. Aku telah jujur padamu, engkau merdeka dalam menentukan sikap sayang! Tapi kamu harus tahu bahwa kata-kataku adalah bukti untuk segalanya, karena setiap kata yang aku ucapkan, semua berdasarkan keadaan hatiku bahwa; Aku cinta kamu!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar