KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Kamis, 19 November 2015

PORMAPTA: DISKUSI TEMATIS "BEDAH VISI-MISI PASLON KEPALA DAERAH HUMBAHAS




Dikusi Tematis "BEDAH VIS-MISI Paslon Bupati&Wakil Bupati Humbang Hasundutan"
Thema “Bersama Tentukan Masa Depan Kita”
Oleh: Forum Mahasiswa dan Pemuda PAPATAR
Terbentuknya FORMAPTA merupakan suatu perwujudan dari bentuk kepedulian dan kecintaan mahasiswa serta pemuda terhadap polemik yang terjadi di kampung halaman. Mulai dari semakin tajamnya kemiskinan, pembangunan yang masih seperti lingkungan pedalaman, dan maraknya ketidak – pedulian terhadap kemajuan serta kesejahteraan PAPATAR. Untuk itu, perlu sekali sebuah perhimpunan mahasiswa dan pemuda sebagai kaum intelektual dan sebuah penggerak perubahan untuk hadir menjawab polemic atau pun permasalahan yang ada di daerah kita. Dalam tuntutan inilah kehadiran FORMAPTA untuk menyatukan kawan – kawan pemuda dan mahasiswa dalam mengembangkan ide, gagasan serta pemikiran sekaligus sebagai bentuk pengembangan dan penelitian demi tercapainya sebuah harapan yang akan kita wujudkan bersama dengan rakyat PAPATAR.
Proses mengembangan ini tidaklah jauh dari seorang pemimpin yang akan membawa nahkoda kepemimpinan HUMBAHAS tidak terkecuali dengan PAPATAR. Mengingat dan menimbang perjalanan dinamika pengembangan dan perwujudan HUTAMAS, daerah PAPATAR hanyalah menjadi bukti buruknya kepemimpinan atau pun tidak terjawabnya pemekaran Kabupaten Humbang Hasundutan dari Tapanuli untuk mensejahterakan masyarakat terlebih masyarakat PAPATAR yang sulit dijangkau oleh transportasi pemerintahan Tapanuli waktu itu. Kejadian ini hendaknya bukan sebuah masa lalu yang akan terulang kembali tanpa sebuah perubahan. Pemuda dan Mahasiswa harus bisa menjadi pelopor perubahan, baik dalam politik, sosial, ekonomi, pendidikan, militer bahkan pemerintahan. Maka untuk sebuah perubahan itu, kita sebagai generasi pemikir perlu menganalisis hal – hal yang sentral dalam kehidupan masyarakat sebagai bahan pegangan motor penggerak dan pencapaian itu.
Sudah tidak dapat kita pungkiri, saat ini idealisme seorang mahasiswa sedang diuji. Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2015 ini seakan-akan menjadi suatu masa yang akan kepentingan politik bagi penguasa dan mahasiswa menjadi lumbung suara yang menggiurkan bagi setiap Calon Kepala Daerah 2015. Mahasiswa sebagai satu “pilar” penegak demokrasi yang juga bagian dari pemilih dan memiliki nalar intelektual tinggi, justru sangat mudah untuk mempengaruhi masyarakat banyak. Seharusnya mahasiswa dapat memberikan pemahaman demokrasi kepada masyarakat melalui sebuah proses yang dinamakan pemilu. Hal ini dilakukan untuk meningkatkat partisipasi pemilih dan kualitas akan pemilih sendiri ketika menentukan pilihannya. sebab jika kita melihat dari data Komisi Pemilihan Umum (KPU) tingkat partisipasi pemilih kian menurun sejak dimulainya pemilihan umum pasca reformasi dan diprediksikan partisipasi masyarakat pada Pilkada 2015 sangat rendah, tetapi sayang proses memberikan pemahaman demokrasi ini disalahgunakan oleh mahasiswa di Indonesia, termasuk di HUMBAHAS.
Bagian dari mahasiswa sendiri merasa miris melihat fenomena yang terjadi selama ini, banyak dari kalangan mahasiswa mudahnya mau menjadi bagian dari penyuksesan kampanye sang calon. Memang pilihan untuk terlibat dalam partai atau menjadi gerakan partisan dari sebuah partai adalah hak preogratif setiap orang termasuk mahasiswa. Namun akan muncul banyak perdebatan ketika kita menilai hal ini, apakah wajar sebagai pribadi kaum intelegensia mau melacurkan nalar intelektaualnya dibawah kemunafikan sang calon?. Melihat ada tiga tipe kelompok mahasiswa yang dapat kita klasifikasikan ketika dekat dengan pemilu. Pertama, ada kelompok mahasiswa yang tahu dirinya digunakan sebagai alat dari sang caleg, artinya mahasiswa tipe ini sebenarnya mengetahui bahwa para calon mau mempengengaruhi mahasiswa untuk dapat memilihnya dan kesempatan tersebut diambil mereka dengan mengharapkan materi atau nantinya muncul kepamoran mahasiswa dihadapan sang calon. Kedua, ada golongan mahasiswa yang memang tidak tahu bahwa kepentingan dirinya sebagai mahasiswa sedang ditunggangi, kelompok ini biasanya ada pada mahasiswa-mahasiswa baru, pola pikir yang belum begitu memahami akan kepentingan penguasa dianggap hal yang wajar dan sepele padahal secara tidak langsung mereka sudah digiring untuk mempercayai hal tersebut. Ketiga, kelompok mahasiswa yang tahu namun pura-pura tidak tahu bahwa dirinya sedang ditunggai. Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang tidak memiliki kekuatan untuk mengungkapkan akan kebohongan dibalik semua tingkah laku caleg, mereka tidak berani untuk mengungkapkan kebenaran, hal ini didasari lemahnya pengaruh mahasiswa tersebut atau bahkan muncul rasa segan sebab calon tersebut juga dari kalangan keluarga sang mahasiswa itu sendiri.
Sebagai mahasiswa seharusnya kita dapat memposisikan diri kita dalam menghadapi situasi yang seperti ini secara demokrasi dan memberi yang terbaik bagi masyarakat. Pola pikir yang kritis dengan paradigma yang baik harus dikedepankan agar tidak mengarah kepada pragmatis, sebagai benteng pengawal demokrasi kita harus dapat bersikap netral saat ini bukan condong kepada partai-partai atau caleg yang mendekati kita. Sungguh sangat disayangkan bila kita mau melacurkan idealisme hanya dengan mengharapkan matrialiastik yang menggiurkan. Ini adalah penipuan yang sangat amoral bagi identitas mahasiswa dan parahnya lagi jika banyak dari pemimpin mahasiswa yang mau menggadaikan organisasinya untuk mengelabuhi mahasiswa lain yang tidak tahu demi kepentingan materi semata. Beban moral sebagai mahasiswa harus dapat dipikul dengan rasa idealisme murni yang tujuannya adalah memperjuangkan agar rakyat ini sejahtera. Tindakan masuk ke dalam dunia politik praktis tidak perlu dilakukan saat ini, sebab hal itu jika dilakukan sekarang akan memunculkan kekecewaan dari harapan masyarakat sebagai generasi yang senantiasa membela kepentingan rakyat. Sangat disayangkan jika mahasiswa masuk kedalam kelompok-kelompok yang tidak etika, melihat permasalahan politik praktis sudah masuk ke kampus. Alangkah bobroknya negeri kita ini jika kelompok intelektual seperti mahasiswa, mudah tergoda dan tergoyahkan idealismenya dengan iming-iming uang. Jika ‘pelacuran idealisme’ seperti ini kian tak terbendung, bagaimana kelak ketika ia menjadi pemimpin negeri esok hari?
Berhubungan dengan momentum pesta demokrasi, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, masyarakat PAPATAR akan memilih seorang pemimpin yang akan menjadi leader dalam kehidupan bernegaranya. Berbagai polemic dan pemasalahan akan muncul ketika kehadiran pemimpin hanya menjadi momok atau pun sebagai musuh kesejahteraan rakyat itu sendiri. Untuk itu, sebelum pesta demokrasi kita, perlu melakukan kajian – kajian untuk mengetahui seberapa pantas, seberapa baiknya mereka melihat dan menjawab harapan rakyat. Dan sebagai mahasiswa dan pemuda kita harus bisa merasionalkan masyarakat agar tidak cepat terlibat dalam kampanye hitam atau tidak seperti membeli kucing dalam karung tanpa sebuah pendekatan dengan pemimpin yang akan mereka pilih. Maka dengan itu, kita dalam FORMAPTA perlu melakukan diskusi untuk menjawab permasalahan itu dengan melakukan belah visi dan misi para calon
Visi dan Misi sering dipandang sebagai hal yang abstrak, sehingga seolah tidak bermakna. Bahkan kadang hanya sebuah pajangan di dinding yang tidak punya pengaruh apa-apa. Padahal kalau kita simak dengan seksama banyak sekali yang terkandung dalam sebuah VISI Dan MISI. Maka dengan demikian juga, para calon Bupati Humbahas telah menyajikan visi serta misi untuk menggambarkan posisi mereka tentang seberapa pentingnya mereka menjadi bagian dari parlemen atau pemerintahan Humbahas. Visi dan Misi ini juga menjadi sebuah alat pengenalan dengan para calon. Untuk itu perlu sebuah kejelian untuk menetukan calon mana yang akan pantas menjadi seorang leader kita atau seberapa bagus visi dan misinya para calon untuk membawa kita ke dalam mimpi yang sama serta bagaimana mengajak kita untuk bekerja sama sebagai bagian dari Masyarakat.
Hidup Rakyat, Hidup Mahasiswa....
FORMAPTA,,,, FROM-BY-FOR...!!!

VISI MISI
PASANGAN CALON BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERIODE 2015-2020
I. NOMOR URUT 1: (LAMPIRAN 1)
MARGANTI MANULLANG DAN RAMSES SINAGA
VISI
“Humbang Hasundutan Menjadi Daerah Yang Mandiri dan Sejahtera”
MISI
I. Meningkatkan ekonomi kerakyatan berbasis pertanian;
II. Meningkatkan profesionalisme dan produktivitas kerja;
III. Meningkatkan permberdayaan masyarakat dalam pembangunan;
IV. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik;
V. Meningkatkan stabilitas politik dan keamanan;
VI. Meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
II. NOMOR URUT 2: (LAMPIRAN 2)
DOSMAR BANJARNAHOR DAN SAUT PARLINDUNGAN SIMAMORA
VISI
“Humbang Hasundutan yang berkelas nasional dalam hal kemakmuran, tata kelola, dan mentalitas unggul melalui pemberdayaan masyarakat, pendayagunaan potensi alam dan pembangunan infrastruktur yang berkeadilan dan merata”.
MISI
I. Mengembangkan potensi wisata berkelas internasional Super Volkano Danau Toba Selatan, wisata sejarah Sisingamangaraja XII, dan wisata agro Kopi dan Haminjon dengan Bandara Silangit sebagai jembatannya, serta restorasi Aek Sibundong.
II. Membangun Politeknik Agribisnis Humbahas untuk mencetak para wirausahawan berkelas dunia, baik secara akademis maupun praktis serta tepat guna sehingga tanah-tanah subur dan luas dapat lebih produktif.
III. Mengembangkan produk-produk pertanian organik untuk menembus pasar internasional seperti Singapura dan Malaysia melalui pembangunan infrastruktur transportasi, irigasi, cold storage (kulkas raksasa), dan internet hingga ke desa-desa.
IV. Menggulirkan Program Revolusi Iman melalui kerjasama dengan lembaga keluarga, kerohanian, dan pendidikan sehingga rusaknya mental masyarakat dapat dicegah.
V. Menjalankan manajemen pengawasan yang transparan dan tegas atas pengelolaan tanah dan hutan rakyat, hutan tanaman industri, dan hutan lindung.
VI. Memperjuangkan adanya jaminan dan kepastian hukum atas status tanah ulayat masyarakat terkait SK Menteri Kehutanan No. 44 tahun 2005.
VII. Mengembangkan potensi asli daerah seperti listrik tenaga air, mineral, pariwisata, dan agroindustri bekerjasama dengan para investor.
AIM
“Humbang Hasundutan menjadi lumbung pertanian dan peternakan bagi Indonesia”.
III. NOMOR URUT III : (LAMPIRAN 3)
RIMSO MARULI SINAGA, SH, MH DAN Ir. S. DARINCEN HASUGIAN
VISI
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Humbang Hasundutan yang Maju, Mandiri, Religius, Berbudaya dan Berdaya Saing dengan Keunggulan pada Sektor Pertanian dan didukung oleh Tata Kelola Pemerintahan yang baik”.
MISI
“Mewujudkan tata kelola pemerintahan daerah yang baik, bersih dan akuntabel, melalui penyelenggaraan pemerintahan yang aspiratif, partisipatif, transparan dan mendorong modernisasi desa melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa dan pemberdayaan masyarakat desa”.
I. Membangun kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial-budaya dan kerohanian;
II. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis agribisnis dengan peningkatan produktivitas bidang pertanian termasuk perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan;
III. Meningkatkan pola kemitraan dan keterpaduan antara pelaku pembangunan dengan dunia industri yang mendukung bidang pertanian, perkebunan, kehutanan, dan pertambangan.
IV. Mewujudkan pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan melalui peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur sesuai dengan daya dukung dan fungsi tata ruang;
V. Mengembangkan potensi industri pariwisata berbasis budaya dan alam.
FORMAPTA:
1. Dari setiap Visi, memang sangat tepat bisa tercapai dengan visi yang dipaparkan.
Namu, alangkah baiknya jika dicerminkan dengan Kondisi Humbang Hasundutan yang sekarang.
Tingkat kecocokan Programnya.
2. Kami rasa dan setelah kami diskusikan, ternyata yang dibutuhkan petani itu bukan Subsidi, modal, peralatanh semata. Melainkan lebih pada Pencerdasan.
3. Pencerdasasn juga harus pada semua lini.
4. Informasi yang menyeluruh.
5. Program-program yang terlaliu lebay akan membuat masyrakat terlena dan cenderung diam.
6. Pemberdayaan Pemuda sebagai generasi penerus.
7. Peningkatan perhatian kepada kaum peserta didik perguruan tinggi


Forum Mahasiswa dan Pemuda Pakkat Parlilitan Tarabintang (FORMAPTA)







Jumat, 06 November 2015

DANG ALA NI HAGOGOON HI-VITRIE SIREGAR

Maaf ya, Borreg gak ijin dulu share lagu mu...
Suara mu mantap...

SARDI SARJONO MANALU-LINA HD


Ilukki Hapuasan Ni Arsak Hi lirik




Ilukki Hapuasan Ni Arsak Hi

Ho do na parjolo Na mian di rohaku
Ho hinaholongan Mashol Au tu ho
Leleng hupaima ho Ngolngolan au ito
So ada baritam Tu au da hasian

Reff:
Hape na so panagamanki
Umbege au ma baritam
Dung adong si doli
Na sai mangapul arsaki

Ai boasa dung botari ikkon Pajuppang dohot ho
Dukkon saut si doli i Panggati mi di lambung ki
Sotardok au be manang aha ito Mangalusi hatami

Sugari ma tibu ho ro tu au
Dang taononku songon on

Malengleng ate ateki Di ribakhi pusu-pusi
Iluki hapuasan ni arsak hi

Judul : Ilukki Hapuasan Ni Arsak Hi
Cipt : Karlos Togatorop
Artis : Karlos Togatorop


Rabu, 04 November 2015

Bagaimana jika ada mahasiswa yang terlibat dalam pemenangan salah satu calon?

          Keterlibatan mahasiswa dalam tim pemenangan calon kepala daerah bukanlah sebuah hal yang baru dalam dinamika kemahasiswaan.
Contoh yang paling dekat adalah pada Pemilu dan Pilpres 2004 yang banyak ditemui aktivis mahasiswa menjadi tim sukses dari calon anggota DPR/DPRD, DPD maupun calon presiden. Ada beberapa pertimbangan dasar ketika mahasiswa mengambil peran ini , yaitu:
• Mahasiswa, sebagai individu masyarakat memiliki hak untuk berpartisipasi dalam setiap proses politik, baik saat pencoblosan maupun dalam menentukan sikap untuk mendukung pasangan calon kepala daerah tertentu.
• Ikut dalam tim pemenangan calon kepala daerah merupakan political process bagi mahasiswa. Political proses ini adalah bentuk pengaktualisasian kemampuan diri mahasiswa sekaligus wadah pembelajaran dalam ruang lingkup politik praktis.
Munculnya mahasiswa dalam arena tim pemenangan calon kepala daerah menimbulkan kekhawatiran dari berbagai pihak terlebih kalangan mahasiswa sendiri. Kekhawatiran tersebut antara lain:
- Pertama, mahasiswa akan mudah diperalat dan ditunggangi oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
- Kedua, saling dukung mendukung calon kepala daerah akan memperlemah gerakan mahasiswa. Karena kemungkinan akan terjadi suatu keadaan yang menjadikan sekelompok mahasiswa menyatakan dukungannya kepada calon si A, sementara kelompok mahasiswa yang lain menyatakan mendukung si B, si C dan seterusnya. Hal ini tentu akan berakibat memperlemah persatuan di kalangan mahasiswa. Mahasiswa akan terkotak-kotakan dan dengan sendirinya mahasiswa akan mudah untuk diadu domba dan dipecah belah.
Beberapa poin kekhawatiran diatas besar peluangnya untuk terjadi. Namun keikutsertaan mahasiswa dalam tim pemenangan calon kepala daerah tetap memiliki aspek positif bagi mahasiswa. Oleh karena itu perlu dirumuskan etika bersama sebagai panduan normatif, menyikapi adanya ambivalensi tersebut, yaitu:
1. Hendaknya kapasitas mahasiswa yang ikut dalam tim pemenangan itu, adalah sebagai individu, bukan mengatasnamakan organisasi kemahasiswaan tertentu.
2. Individu mahasiswa yang ikut dalam tim pemenangan, hendaknya bukanlah mahasiswa yang dalam struktur organisasinya berperan sebagai decision maker, seperti: ketua umum, ketua bidang/divisi/departemen. Hal ini untuk menjaga netralitas organisasi kemahasiswaan.
3. Individu-individu mahasiswa yang tergabung dalam tim pemenangan calon kepala daerah hendaknya tidak terjebak ke dalam praktik-praktik politik yang tidak bermoral, seperti: money politic dan politik dagang sapi.

Hidup Mahasiswa...!!!
Pegang Teguh Tanggungjawabmu...!!!
(Agent Of Change, Social Control dan Man Of Analysis)
(Salam Formapta Putera Papatar)