mahasiswaMahasiswa
merupakan kelompok sosial dalam tatanan masyarakat yang mengedepankan
intelektualitas dan moralitas dalam bergerak. Kreatifitas, pikiran yang kritis
dan solutif, serta langkah yang dinamis merupakan bahan bakar utama mahasiswa.
Sejak dahulu gerakan mahasiswa selalu menjadi poros pergerakan yang dinamis dan
ditunggu kiprahnya oleh masyarakat. Gerakan mahasiswa dapat mengakomodasi
kepentingan masyarakat untuk dapat membawa kesejahteraan dan kemajuan bangsa
Indonesia.
Gambaran
gerakan mahasiswa identik dengan perubahan menuju tatanan masyarakat, berbangsa
dan bernegara yang baik. Contoh yang hangat dan baru saja terjadi di, Mesir,
Libya, dan Syiria, Tunisia sejak kurun 2010 hingga 2011, mahasiswa berperan
dalam garda terdepan menggulingkan kekuasaan tirani dan menggantinya dengan
kekuasaan demokratis yang berpihak pada rakyat. Serupa dengan pergerakan
mahasiswa internasional, di Indonesiapun mahasiswa berperan aktif melalui
gerakan intelektual menggapai perubahan.
Peran
mahasiswa dalam perjuangan menuju kemerdekaan sangatlah besar. Sebelum
kemerdekaan, mahasiswa kedokteran STOVIA memprakarsai terbentuknya Boedi Oetomo
pada 1908. Perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia tidak hanyak
dilakukan di dalam negeri. Di Belanda juga, mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang
belajar disana mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti
Indoneische Vereeninging, Indische Partij, Indische Sociaal democratische
(ISDV). Hingga pada tahun 1928 dideklarasikan Sumpah Pemuda, ikrar yang
menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui bahwa hanya ada satu bangsa,
satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia.
Kelahiran
Boedi Oetomo pada 1928 merupakan tonggak kebangkitan bangsa. Usaha menuju
kemerdekaan tidak lagi dilakukan berdasarkan kesukuan atau kedaerahan. Motif
perjuangan yang dilakukan bersifat lebih nasional dan intelektual. Representasi
dari kaum intelektual tersebut adalah mahasiswa, yang jumlahnya tidak begitu
besar namun pengaruh yang dihasilkan sangat besar. Pada masa tersebut,
mahasiswa telah mengadakan sebuah gerakan persatuan, untuk memperjuangkan nasib
bangsanya. Gerakan mahasiswa inilah yang kemudian berpikir akan persatuan
seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi
masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab.
Pada
1945 , pemuda Indonesia yang terdiri dari angkatan muda dan angkatan tua bahu
membahu mewujudkan Indonesia merdeka. Angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul
Saleh dan Soekarni menculik dan mendesak soekarno dan Hatta untuk segera
memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi
Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, dan berita tersebut diteruskan
keseluruh Indonesia.
Kemerdekaan
telah diraih dan menjadi berita yang disambut suka cita di seluruh penjuru
nusantara. Hal tersebut bukan berarti mahasiswa bangsa Indonesia bisa
berleha-leha. Perjuangan selanjutnya untuk mempertahankan dan mengisi
kemerdekaan tidaklah lebih mudah. Pasca kemerdekaan, mahasiswa masih memegang
peranan dalam berkarya dan mengisi kemerdekaan. Pemuda-pemuda generasi tua
seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin dan lainnya masuk dalam tubuh
pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia, demi
terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan beradab.
Di masa
awal kepemimpinan Soekarno, banyak muncul komunitas yang mewadahi gerakan
mahasiswa, sebut saja HMI, PMII, GMNI. Saat Indonesia menggunakan demokrasi
liberal tahun 1950-1959, banyak parpol bermunculan. Gerakan mahasiswa dan
pemuda dibawa ke arah perjuangan politik partai, seperti GMNI dekat dengan PNI,
PMII dengan partai NU, HMI dengan Marsyumi dan gerakan lainnya yang mulai
berdekatan dengan partai. Dengan demikian peran mahasiswa masuk kedalam ranah
politik.
Selanjutnya
pada 25 Oktober 1966 dibentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia yang terdiri
dari HMI, PII, GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi-Organisasi Lokal (SOMAL),
Mahasiswa Pancasila, Ikatan Pers mahasiswa Indonesia (IPMI). KAMI dan Kesatuan
Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan aksi yang tergabung
dalam Front Pancasila mendatangi gedung MPR/DPR RI untuk menuntut TRITURA,
yakni bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan cabinet DWIKORA, dan
turunkan harga serta perbaikan sandang pangan. Pada masa ini, mahasiswa
berjuang menjaga ideologi Pancasila.
Saat
masa orde baru, mahasiswa tetap menjaga idealisme nasional dan kekritisan
terhadap pembangunan oleh pemerintah. Pada periode 1972 hingga 1974 terjadi
banyak korupsi di dalam pemerintahan dan menyebabkan rakyat mengalami
kemiskinan. Pergolakan yang disuarakan mahasiswa dalam demosntrasi besar
mengusung mosi tidak percaya pada pemerintah di tahun 1974 memakan banyak
korban. Peristiwa itu dikenang sebagai peristiwa Malari.
Menjelang
Pemilu tahun 1977, pergerakan mahasiswa mengangkat isu berbagai penyimpangan
politik. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan
nasional yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak demokratis. Setelah itu
pergerakan mahasiswa berkosenterasi di dalam kampus karena menghindari
peristiwa Malari. Hingga tahun 1978 mahasiswa terus bergerak dari dalam kampus
yang memaksa militer masuk ke dalam kampus. Dewan Mahasiswa dihapus diganti dengan
kebijakan Normalisasai Kehidupan Kampus (NKK) / Badan Koordinasi Kemahasiswaan
(BKK) di seluruh nusantara secara paksa oleh pemerintah.
Setelah
tahun 1974 (sejak dibentuknya NKK dan BKK) maka tidak ada gerakan besar yang
dilakukan oleh mahasiswa intra. Dihapusnya Dewan Mahasiswa membuat mahasiswa
intra meleburkan diri dalam gerakan mahasiswa ekstra kampus seperti HMI, PMII,
GMKI, dll. Pada 1990, NKK/BKK dicabut dan Senat Mahasiswa Perguruan tinggi
(SM-PT) diakui kembali oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan saat itu, Fuad
Hasan. Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa menuntut reformasi dan meninggalkan
ORBA, yang telah melakukan banyak KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Lewat
pendudukan gedung DPR/MPR, akhirnya mahasiswa berhasil memaksa presiden
Soeharto melepaskan jabatannya. Dan saat itu bangsa Indonesia memasuki sebuah
era baru, era reformasi.
Reformasi
telah berhasil dicapai. Reformasi berarti merombak ulang tatanan kepemimpinan
menuju ke arah yang lebih demokratis, berorientasi pada kemajuan bangsa dan berpihak
pada rakyat. Dalam pengawalan era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat
besar, sejak awal terjadinya perubahan, hingga perubahan dalam masyarakat
akibat reformasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar