KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Senin, 04 Mei 2015

Rekam Jejak Perjuangan Mahasiswa Indonesia




mahasiswaMahasiswa merupakan kelompok sosial dalam tatanan masyarakat yang mengedepankan intelektualitas dan moralitas dalam bergerak. Kreatifitas, pikiran yang kritis dan solutif, serta langkah yang dinamis merupakan bahan bakar utama mahasiswa. Sejak dahulu gerakan mahasiswa selalu menjadi poros pergerakan yang dinamis dan ditunggu kiprahnya oleh masyarakat. Gerakan mahasiswa dapat mengakomodasi kepentingan masyarakat untuk dapat membawa kesejahteraan dan kemajuan bangsa Indonesia.
Gambaran gerakan mahasiswa identik dengan perubahan menuju tatanan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik. Contoh yang hangat dan baru saja terjadi di, Mesir, Libya, dan Syiria, Tunisia sejak kurun 2010 hingga 2011, mahasiswa berperan dalam garda terdepan menggulingkan kekuasaan tirani dan menggantinya dengan kekuasaan demokratis yang berpihak pada rakyat. Serupa dengan pergerakan mahasiswa internasional, di Indonesiapun mahasiswa berperan aktif melalui gerakan intelektual menggapai perubahan.
Peran mahasiswa dalam perjuangan menuju kemerdekaan sangatlah besar. Sebelum kemerdekaan, mahasiswa kedokteran STOVIA memprakarsai terbentuknya Boedi Oetomo pada 1908. Perjuangan yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia tidak hanyak dilakukan di dalam negeri. Di Belanda juga, mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang belajar disana mendirikan organisasi-organisasi pemuda Indonesia, seperti Indoneische Vereeninging, Indische Partij, Indische Sociaal democratische (ISDV). Hingga pada tahun 1928 dideklarasikan Sumpah Pemuda, ikrar yang menjadikan seluruh pemuda di Indonesia mengakui bahwa hanya ada satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa, yakni Indonesia.
Kelahiran Boedi Oetomo pada 1928 merupakan tonggak kebangkitan bangsa. Usaha menuju kemerdekaan tidak lagi dilakukan berdasarkan kesukuan atau kedaerahan. Motif perjuangan yang dilakukan bersifat lebih nasional dan intelektual. Representasi dari kaum intelektual tersebut adalah mahasiswa, yang jumlahnya tidak begitu besar namun pengaruh yang dihasilkan sangat besar. Pada masa tersebut, mahasiswa telah mengadakan sebuah gerakan persatuan, untuk memperjuangkan nasib bangsanya. Gerakan mahasiswa inilah yang kemudian berpikir akan persatuan seluruh bangsa Indonesia untuk mendapatkan haknya untuk merdeka dan menjadi masyarakat yang adil, sejahtera dan beradab.
Pada 1945 , pemuda Indonesia yang terdiri dari angkatan muda dan angkatan tua bahu membahu mewujudkan Indonesia merdeka. Angkatan muda yang dipelopori oleh Chaerul Saleh dan Soekarni menculik dan mendesak soekarno dan Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Dan pada tanggal 17 Agustus 1945 proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno, dan berita tersebut diteruskan keseluruh Indonesia.
Kemerdekaan telah diraih dan menjadi berita yang disambut suka cita di seluruh penjuru nusantara. Hal tersebut bukan berarti mahasiswa bangsa Indonesia bisa berleha-leha. Perjuangan selanjutnya untuk mempertahankan dan mengisi kemerdekaan tidaklah lebih mudah. Pasca kemerdekaan, mahasiswa masih memegang peranan dalam berkarya dan mengisi kemerdekaan. Pemuda-pemuda generasi tua seperti Soekarno, Hatta, Amir Syarifudin dan lainnya masuk dalam tubuh pemerintahan baru untuk meneruskan perjuangan pemuda Indonesia, demi terciptanya masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan beradab.
Di masa awal kepemimpinan Soekarno, banyak muncul komunitas yang mewadahi gerakan mahasiswa, sebut saja HMI, PMII, GMNI. Saat Indonesia menggunakan demokrasi liberal tahun 1950-1959, banyak parpol bermunculan. Gerakan mahasiswa dan pemuda dibawa ke arah perjuangan politik partai, seperti GMNI dekat dengan PNI, PMII dengan partai NU, HMI dengan Marsyumi dan gerakan lainnya yang mulai berdekatan dengan partai. Dengan demikian peran mahasiswa masuk kedalam ranah politik.
Selanjutnya pada 25 Oktober 1966 dibentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia yang terdiri dari HMI, PII, GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi-Organisasi Lokal (SOMAL), Mahasiswa Pancasila, Ikatan Pers mahasiswa Indonesia (IPMI). KAMI dan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) memelopori kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila mendatangi gedung MPR/DPR RI untuk menuntut TRITURA, yakni bubarkan PKI beserta ormas-ormasnya, perombakan cabinet DWIKORA, dan turunkan harga serta perbaikan sandang pangan. Pada masa ini, mahasiswa berjuang menjaga ideologi Pancasila.
Saat masa orde baru, mahasiswa tetap menjaga idealisme nasional dan kekritisan terhadap pembangunan oleh pemerintah. Pada periode 1972 hingga 1974 terjadi banyak korupsi di dalam pemerintahan dan menyebabkan rakyat mengalami kemiskinan. Pergolakan yang disuarakan mahasiswa dalam demosntrasi besar mengusung mosi tidak percaya pada pemerintah di tahun 1974 memakan banyak korban. Peristiwa itu dikenang sebagai peristiwa Malari.
Menjelang Pemilu tahun 1977, pergerakan mahasiswa mengangkat isu berbagai penyimpangan politik. Gerakan ini juga mengkritik strategi pembangunan dan kepemimpinan nasional yang tidak berpihak pada rakyat dan tidak demokratis. Setelah itu pergerakan mahasiswa berkosenterasi di dalam kampus karena menghindari peristiwa Malari. Hingga tahun 1978 mahasiswa terus bergerak dari dalam kampus yang memaksa militer masuk ke dalam kampus. Dewan Mahasiswa dihapus diganti dengan kebijakan Normalisasai Kehidupan Kampus (NKK) / Badan Koordinasi Kemahasiswaan (BKK) di seluruh nusantara secara paksa oleh pemerintah.
Setelah tahun 1974 (sejak dibentuknya NKK dan BKK) maka tidak ada gerakan besar yang dilakukan oleh mahasiswa intra. Dihapusnya Dewan Mahasiswa membuat mahasiswa intra meleburkan diri dalam gerakan mahasiswa ekstra kampus seperti HMI, PMII, GMKI, dll. Pada 1990, NKK/BKK dicabut dan Senat Mahasiswa Perguruan tinggi (SM-PT) diakui kembali oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan saat itu, Fuad Hasan. Pada tahun 1998, gerakan mahasiswa menuntut reformasi dan meninggalkan ORBA, yang telah melakukan banyak KKN (korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Lewat pendudukan gedung DPR/MPR, akhirnya mahasiswa berhasil memaksa presiden Soeharto melepaskan jabatannya. Dan saat itu bangsa Indonesia memasuki sebuah era baru, era reformasi.
Reformasi telah berhasil dicapai. Reformasi berarti merombak ulang tatanan kepemimpinan menuju ke arah yang lebih demokratis, berorientasi pada kemajuan bangsa dan berpihak pada rakyat. Dalam pengawalan era reformasi mahasiswa mengambil peran sangat besar, sejak awal terjadinya perubahan, hingga perubahan dalam masyarakat akibat reformasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar