KULIAH BUKAN UNTUK MENCARI IJAZAH..TAPI, UNTUK BELAJAR

"Seribu Orang Tua Hanya Bisa Bermimpi. Tetapi seorang Pemuda Bisa Mengubah Dunia"

"Saat Kita Punya Sedikit saja rasa peduli akan SEKITAR. Disitu Kita telah Memperbaiki Kualitas Pendidikan Negara Kita"

(bernata manalu)

Selasa, 24 Februari 2015

Praktek Prancah dan Bekesting-Bernata Manalu

PENDAHULUAN
Salah satu yang biasanya terlewatkan dalam kurikulum teknik sipil adalah pembahasan materi tentang perancah dan bekisting.Entah dikarenakan karena pekerjaan perancah dan bekisting merupakan pekerjaan yang bersifat sementara, atau karena terlalu padatnya matakuliah di jurusan teknik sipil, sehingga materi ini  seolah tidak penting.Padahal kualitas penampilan dan bentuk beton sangat tergantung kepada perancah dan bekisting. Dewasa ini teknologi beton telah berkembang demikian pesat, salah satunya adalah dengan berkembangnya bahan admixture/additive yang memungkinkan tercapainya mutu beton rencana dibawah 28 hari. Seiring berkembangnya teknologi beton, tentunya harus didorong dan di imbangi oleh teknologi perancah dan bekisting. Terutama untuk bangunan lantai banyak arah vertical seperti apartement maupun horizontal seperti Mall. Pemilihan tipe perancah dan bekisting lebih ditentukan pada kemampuannya untuk dapat digunakan berulangkali dan kecepatan waktu bongkar pasang, sehingga dapat mengurangi biaya komponen pembetonan. Dewasa ini tipe bekisting yang dipakai di Indonesia adalah:

1.                Tipe Tradisional Tipe Tradisional masih menggunakan bahan kayu kelas II dan III berupa papan alba, balok atau bentuk alami seperti dolken dan bambo. Kelemahan tipe ini adalah pemakaian yang biasanya hanya 1 kali pakai atau ulang kali pakai yang sedikit serta depresiasi bahan yang tinggi akibat pemotongan serta akibat mutu dipasaran yang jelek seperti sulitnya menemukan ukuran dan panjang yang sesuai serta adanya retak serta lengkung akibat usia kayu yang masih muda.  

 2.    Tipe system Tipe system merupakan perbaikan dari tipe tradisional. Bahan dasarnya merupakan hasil pabrikasi berupa logam seperti scaffolding, material organis seperti panel plywood bahkan ada yang material plastic. Dalam pelaksanaannya, tipe system bisa di adjust ukurannya sesuai kebutuhan serta pabrikasi dilapangan dilakukan hanya 1 kali. Perancah ini karena digunakan untuk untuk berbagai tipe dan bentuk bangunan, sehingga dilapangan sudah tersedia gambar petuntuk kerja berupa gambar pabrikasi,install,pengangkatan dan pemasangan. Untuk mendukung percepatan sebuah proyek, tipe ini juga telah dilengkapi dengan alat Bantu sesuai kebutuhan dilapangan.

DASAR PERTIMBANGAN PEMILIHAN PERANCAH DAN BEKISTING
1.                Jenis Proyek Untuk gedung tinggi dan melebar seperti apartemen dan Mall yang umumnya mempunyai tinggi dan bentuk lantai yang tipikal, tipe perancah dan bekisting system sangat ideal untuk digunakan, mengingat pabrikasinya yang cukup 1 kali tapi bias digunakan berulang ulang.
2.                Ketersediaan Material Bahan Tipe tradisional sangatlah tergantung pada ketersediaan material bahan untuk perancah dan bekisting. Untuk berbagai lokasi,harga papan dan kayu tentunya sangatlah beragam tergantung pada ketersediaan bahan bakunya. Factor kecepatan pengadaan material tentunya sangat menentukan akan siklus pengecoran.





3.                Alat Bantu Umumnya dalam suatu proyek tersedia alat Bantu seperti Tower crane, Mobile Crane. Dalam hal ini tentunya tipe perancah dan bekisting tersistem sangat cocok untuk digunakan sehingga keberadaan alat Bantu crane untuk tercapainya effisiensi waktu diimbangi oleh kecepatan pabrikasi dan install dari perancah dan bekisting system. Pada edisi selanjutnya akan di bahan Persyaratan Bekisting, faktor ekonomi dan pembebanan pada Bekisting serta contoh perhitungan dalam mendisain bekisting Kolom.

REFERENSI LAIN : http://myblog-alfauzi.blogspot.com/2011/05/perancah-dan-bekisting-seri-1.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar